Kabar penting dari dunia kesehatan kembali menyita perhatian. Kementerian Kesehatan baru saja mengeluarkan peringatan serius mengenai lonjakan kasus Influenza Tipe A yang kini “menyerbu” kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Rumah sakit mulai dipenuhi pasien dengan gejala serupa, menandakan bahwa situasi ini tidak bisa dianggap enteng.
Pola peralihan musim dari kemarau ke hujan dituding sebagai pemicu utamanya, dengan subtipe virus H3N2 yang mendominasi. Apakah ini akan menjadi pandemi baru? Atau sekadar siklus tahunan yang lebih berat? Inilah fakta-fakta krusial yang wajib Anda ketahui untuk melindungi diri dan keluarga.
Bukan Pandemi, Tapi Waspada Komplikasi
Kabar baiknya, Epidemiolog Dicky Budiman menegaskan bahwa lonjakan ini bukanlah tanda awal pandemi baru. Ini adalah siklus musiman yang rutin terjadi, terutama menjelang musim penghujan di negara tropis. Namun, jangan lengah. Subtipe yang mendominasi saat ini adalah H3N2, varian yang dikenal menyebabkan gejala lebih berat dibanding flu biasa.
Gejala yang ditimbulkan H3N2 bisa sangat menguras tenaga: demam tinggi, batuk kering, nyeri otot hebat, hingga rasa lemas yang luar biasa. Bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak, varian ini memiliki risiko lebih tinggi memicu komplikasi serius seperti pneumonia. Jadi, meskipun bukan pandemi, dampaknya terhadap kesehatan individu bisa sangat signifikan.
Kenapa Sakitnya Terasa Lebih Lama?
Banyak masyarakat mengeluh, “Kok flunya sembuhnya lama banget?” Ternyata, ada penjelasan medis untuk fenomena ini. Epidemiolog menjelaskan bahwa saat ini tidak hanya Influenza A yang beredar. Kita sedang menghadapi “sup virus” di mana COVID-19 (varian Omicron), RSV (Respiratory Syncytial Virus), dan bakteri lainnya juga ikut bersirkulasi di waktu yang sama.
Artinya, seseorang bisa saja terinfeksi lebih dari satu patogen secara bersamaan atau berurutan, membuat durasi sakit menjadi lebih panjang. Ditambah lagi dengan faktor polusi udara yang memperburuk kondisi saluran pernapasan dan sistem imun yang mungkin sedang menurun, membuat pemulihan terasa jauh lebih lambat dari biasanya.
Tanda Bahaya: Kapan Harus ke Dokter?
Jangan anggap remeh jika flu tak kunjung reda. Ada beberapa “bendera merah” yang harus Anda waspadai, terutama bagi lansia, anak di bawah 2 tahun, dan pemilik komorbid. Segera cari pertolongan medis jika mengalami demam di atas 38 derajat Celcius selama lebih dari 3 hari, napas cepat atau sesak, nyeri dada, atau jika anak terlihat sangat lemah dan menolak makan minum.
Kunci pertahanan terbaik saat ini adalah kembali ke dasar: protokol kesehatan. Masker bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga sangat efektif menangkis penularan flu. Selain itu, vaksinasi influenza sangat disarankan, terutama bagi kelompok berisiko tinggi. Vaksin yang tersedia saat ini sudah terupdate dan efektif mencegah keparahan penyakit hingga kematian.


